Wednesday, February 16

Tari Golek Gambyong

Komposisi tari tunggal puteri gaya Yogyakarta yang lazim ditarikan oleh seorang gadis remaja. Tari ini bersumber pada tari klana Alus yang mulai berkembang sejak akhir abad ke 19. Golek menggambarkan seorang gadis remaja yang sedang suka bersolek seperti berbedak, mengenakan hiasan ,berdandan, berkaca, dan sebagainya. Di Yogyakarta dahulu tari golek ditarikan oleh seorang pemuda remaja berpawakan kecil dan berparas cantik.

Jenis tarian yang lahir di lingkungan istana ini mempergunakan acuan gerak tari”ledek” yang kerakyatan, tergarap dan terangkat penuh stilasi yang Shopisticated. Hal ini tampak jelas pada penamaan beksa ”golek lambang sari ” . Varian lain dalam golek bersusulan antara lain adalah golek ”asmaradhana”, sulung dayung dan sebagainya yang pola geraknya mengikuti gendhing-gendhing iringannya yang sekaligus menjadi namanya.

Tari golek sebagai satu-satunya tari putri yang berfungsi sebagai tari tontonan, pada awalnya menjadi sattu-satunya tari tunggal puteri. Pada awal kemunculannya, keberadaan tari ini selalu dikaitkan dengan opera tari ”langendriya”. Tari ini dipertunjukkan pada akhir langendriya dan tari golek berdiri sendiri, tidak saling terkait. Kata golek dalam bahasa jawa berarti mencari. Mencari dalam konteks tari golek adalah mencari jati diri atau kepribadian pelaku tari ( penari). Walaupun tari golek sebagai tari tunggal, tetapi sering disajikan secara kelompok. Tokoh-tokoh yang sangat berperan dalam pengembangan tari Golek antara lain: K.R.T Purbaningrat, K.R.T Cakraningrat, dan K.R.T. Purwanegara. Selanjutnya banyak sekali pakar-pakar tari yang mulai menciptakan tari Golek, antara lain :GBPH Puger, RM Dinusatama dan KRT. Sasmintadipura ( Rama Sas).

Tari Golek yang dicipta di kemudian hari tidak ada satupun yang terkait dengan langendriya . Semuanya merupakan tari tunggal yang berdiri sendiri, hanya saja ada penyempitan waktu. Jika pada awalnya durasi tari Golek kira-kira satu sampai satu setengah jam, kemudian dipadatkan hanya sepuluh sampai dua puluh menit, bahkan lima atau tiga menit. Golek Gambyong . Tari salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta dan merupakan satu-satunya tari golek yang berbentuk kelompok. Tari golek yang lain merupakan tari tunggal. Tari Golek Gambyong dicipta KGPA Mangkubumi, dan dibawakan oleh tiga orang penari, yang mempunyai peran sendiri-sendiri. Peran-peran itu adalah satu peran putri sebagai Golek, dua peran putra masing-masing menjadi kakang gambyong dan canthang balung. Khusus tari ini, belum pernah ditarikan oleh penari wanita. Para penari golek gambyong semua remaja putra. Pria menari tari putri, biasanya dipilih yang masih remaja dengan postur kecil atau sedang, serta mempunyai otot tangan halus.

Tari golek gambyong mempunyai banyak keunikan, diantaranya :

- Ada peran canthang balung, yang sebenarnya bukan milik budaya Yogyakarta, karena sebenarnya yang mempunyai canthang balung adalah Kraton Kasunanan Sukarta.

- Adanya peran putri yang disebut golek, karena sebenarnya golek sendiri merupakan tari tunggal putri. Dalam tari Golek Gambyong, golek menjadi bagian dari tari.

Secara umum pengertian gambyong adalah sebuah tarian tunggal yang ada di Surakarta. Namun dalam tari gaya Yogyakarta Gambyong adalah nama salah satu peran yang ada dalam tari Golek Gambyong. Gambyong adalah suami Golek yang dalam tarian ini menggambarkan seorang suami yang tidak bertanggung jawab dalam menghidupi isteri, serta suka bermalas-malasan. Peran Gambyong mempergunakan gerak gecul (gerakan yang bernuansa komikal). Gambyong merupakan gambaran orang yang ingin hidup enak tetapi tidak mau bekerja, kesukaannya hanya bersenang-senang. Busana yang dikenakan adalah : celana cindhen dengan model panji-panji, kain batik motif parang dengan model sapit urang, sabuk bara dengan kamus dan timang, berbaju beludru tanpa lengan, sampun gendalagiri, ikat kepala dengan destar yang bermodal nyinting asu nguyuh, kalung tanggalan, kelat bahu model ngangrangan, keris model gayaman, memakai kerincing(giring-giring) di kakinya.

Peran golek menggambarkan seorang wanita yang sudah bersuami. Makna dari kata golek berarti mencari. Jadi makna dari peran itu adalah pencarian tentang sesuatu. Peran golek dalam tari Golek Gambyong mempunyai makna agar para penonton mencari inti dari tari itu sendiri( jadi tidak hanya khusus pada peran golek). Secara keseluruhan struktur gerak peran golek sama dengan tari golek lain, yang dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : bagian awal atau maju beksan, bagian tengah atau inti beksan, dan bagian akhir atau mundur beksan. Busana yang dikenakan cenderung lebih tertutup, karena model kain yang dipakai dipergunakan memakai seredan dan bagian atas memakai baju . Serta memakai jamang elar( ikat kepala yang diberi hiasan dari bulu menthog)

Canthang balung merupakan tokoh antagonis dalam tari Golek Gambyong. Ia digambarkan sebagai tokoh yang unik. Keunikannya terlihat pada properti yang dibawanya yaitu tombak, tameng, pedang, keris, senapan,dan gada. Di dalam tari ini canthang balung berusaha mendekati serta mengambil golek. Usaha ini tidak pernah berhasil karena golek selalu mengelak dan tidak menanggapi. Disamping itu Gambyong sebagai suami golek selalu menghalangi-halangi. Ragam gerak yang dipakai canthang balung adalah gerak gecul.Kostum yang dipergunakan adalah : celana model panji-panji, kain batik dengan model sapit urang, sabuk, bara dan kamus timang, baju dengan lengan panjang, hiasan kepala berbentuk topi dengan model pacul gowang, kalung tanggalan, buntal,oren,keris dengan model gayaman, berkaos kaki, dan memakai giring-giring.

Secara sepintas tari Golek Gambyong merupakan gambaran adannya suatu perselisihan. Pada awal penciptaan dan perkembangannya, di dalam Kraton sedang terjadi intrik politik yang terkenal dengan nama pergolakan terjadi antara Sultan Hamengku Buwana VII dan P. Suryengalaga, dan pihak ketiga yaitu Belanda.


sumber: Tari Golek